Perkenalkan

Bismillah

Tulisan ini saya dedikasi kan untuk orang orang yang menjadi jalan untuk ku mengenal ‘salafi’

Alhamdulillah, segala puji milik Allah yang telah mengenal kan saya kepada sesuatu yang paling berharga di dunia ini. Mengenal nya pun tak cukup, dan menjadikan diriku untuk bisa berjalan di atas nya. Sunnah, salaf, salafi, atau firqotun najiyah.

Pertama, kepada kedua orang tua ku yang tak lelah berusaha berjuang untuk mengenal kan agama islam kepada anak anaknya. Dari mulai mencarikan sekolah islam di sekolah dasar sampai mengikutkan TPQ di kampung halaman. Ayah yang mempunyai buku bacaan agama di rumah kecil itu, yang aku kadang kadang baca, meskipun aku tak tau maksud dari buku itu karena masih terlalu kecil untuk memahami.

Ibu yang mendorong ku untuk selalu membaca al quran subuh dan maghrib dan mengingatkan ku untuk sholat tepat waktu. Sampai saat ini, sampai saat ini.

Kemudian kepada Abu Takeru atau Aa Rizal, akang kami dari Bandung yang dalam mentoring nya mengenalkan ku kepada ‘salafi’ yang entah pada waktu itu saya masih belum tau apa apa dan masih merasa sangat asing dengan istilah salafi.

Abu Takeru mengajarkan kami untuk lebih dalam mencintai orang orang shaleh setelah Rasulullah shallallahi’alaihi wassalam, Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Abu takeru memperkenalkan kami kepada Abdullah bin Umar, Abdullah bin Mas’ud, kemudian Anas bin Malik, yang meriwayatkan hadis tentang kecintaannya kepada Rasulullah yang patut kita tiru.

Setelah kepergian ku dari Bandung, maka terima kasih ku hantarkan untuk orang orang yang berada di Sahabat Sunnah Semarang, yang menjadi jalan aku untuk bisa bertaklim mengambil ilmu ilmu syar’i, sedikit demi sedikit memahami agama ini, mulai mengerti indahnya sunnah, mulai mengenali apa itu salaf, dan mengapa kita harus mengikuti ‘salafi’ yang tak bisa aku tulis dalam ini disini, karena ilmu yang aku tak bisa menyampaikannya secara langsung

Kepada Abu Syu’aib, Akh Nuzul Jiantoro, Mas Adi, Akh Fajar, dan semua nya yang saya ingat pertama kali dipercayakan untuk ikut membantu.

Kepada guru guru kami yang dengan sabar mengajarkan ilmunya, melantunkan ayat ayat suci Al-quran yang terkadang membuat saya menangis.

Kepada Ustadz Abu Utsman Arifin, Ustadz Abdul Malik, Ustadz Musthofa Al-Bhutany, dan yang lainnya, semoga Allah membalas kebaikan para assatidz dengan surga yang luas nya seluas bumi dan langit.

Kepada teman teman kami yang satu persatu aku ketahui ternyata juga mengikuti sunnah sekuat yang dia mampu, yang bisa memberi ‘maaf’ untuk keadaan yang sedang berada di atasnya. Kepada mas fajri, akh husni, mas jarma, dan orang orang baik yang mendukung ku dan tak mencemooh atas apa yang terjadi pada ku.

Terkadang betapa sulitnya mengatakan ini haram dan ini bid’ah kepada diri sendiri karena terbawa nafsu yang sedang tak bisa aku lawan. Aku takut orang orang malah menjauh dari sunnah karena sikap aku seperti ini. Ada orang yang paham bahwa yang sempurna adalah sunnah dan yang penuh kebodohan adalah aku. Namun ada orang yang tidak paham demikian.

Betapa sulitnya mengatakan ini haram. Betapa sulitnya mengatakan ini makruh, betapa sulitnya mengatakan ini adalah bid’ah, dan bid’ah adalah urusan agama, bukan urusan duniawi.

Betapa sulitnya untuk menyamakan ilmu yang aku dapat kepada yang lainnya, ketika aku sendiri terkadang jatuh dalam ilmu tersebut.

Yaa. Kamu salafi gado gado fif.

Semoga Allah mengampuni ku.

Biarkan Waktu dan Ilmu nanti yang akan menyempurnakan.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.